Sabtu, 16 Mei 2015

Penelitian kalam

Penelitian Kalam 1 dan 2
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Metodologi Studi Islam’’




Disusunoleh:
1
Ulul Arkham
210514024
2
Sulton Layyin M
210514018
3
Mambaul Muflikah
210514032

Dosen Pengampu:
Dr. Sugihanto Hasanuddin, M. Ag

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
MEI 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Ilmu kalam atau teolgi termasuk salah satu bidang studi islam yang amat dikenal baik oleh kalangan akademis mupun masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu hal tersebut merupakan fenomena yang cukup menarik untuk diteliti secara lebih seksama pada makalah ini audien akan diajak mengkaji secara seksama model penelitian ilmu kalam yang dilakukan para ahli , baik penelitian pemula maupun penelitian lanjutan yang bersifat deskriptif analitis dengan terlebih dahulu dengan terlebih dahulu mengemukakan pengertian ilmu kalam tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian ilmu kalam?
2.      Bagaimana model-model yang digunakan para peneliti?

C.    Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui pengertian ilmu kalam.
2.      Untuk mengetahui model-model yang digunakan para peneliti.










BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Ilmu Kalam
Perkataan kalam sebenarnya merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing lagi khususnya bagi kaum muslimin. Secara harfiah perkataan kalam dapat ditemukan baik didalam al-quran maupun diberbagai sumber lainnya.
Misalnya, didalam kitab jurumiyah terungkap pengertian kalam
اللفظ المركب المفيد
Artinya; kata-kata yang tersusun secara sengaja untuk menunjukkan suatu maksud atau pengertian
Didalam al-Quran istilah kalam ini dapat ditemukan dalam ayat-ayat yang berhubungan dengan salah satu sifat Allah, yakni lafadz kalamullah
An-Nisa:164
وكلم الله موسى تكليما

Artinya; Dan Allah telah berbicara kepada musa secara langsung
 Dengan demikian secara harfiah perkataan kalam berarti pembicaraan atau perkataan sedangkan menurut ayat-ayat tersebut diatas istilah kalam berarti sabda Allah atau firman Allah, sebagaimana juga menurut para mufasir sebutan kalam tiada lain adalah menunjukkan pengertian kalamullah.
Sedangkan menurut istilah ilmu kalam adalah perdebatan teologis diantara umat islam yang didasarkan atas argument-argumen logis rasional, terutama berkaitan dengan kalam illahi yang dihubungkan dengan beberapa persoalan manusia seperti baik dan buruk, kebebasan berkehendak, mu’min dan kafir, maupun dengan alam semesta berkenaan dengan kebaharuan dan kekodiman alam ini.[1]
2.      Model-model Penelitian
Secara garis besar, penelitian ilmu kalam dapat dibagi dalam dua bagian. Pertama, penelitian yang bersifat pemula dan kedua, penelitian yang bersifat lanjutan atau pengembangan dari penelitian model pertama. Penelitian model pertama ini sifatnya baru pada tahap membangun ilmu kalam menjadi suatu disiplin ilmu dengan merujuk pada Al-Qur’an dan hadits serta berbagai pendapat tentang kalam yang dikemukakan oleh berbagai aliran teologi. Sedangkan penelitian model yang kedua sifatnya hanya mendeskripsikan tentang adanya kajian ilmu kalam dengan menggunakan bahan rujukan yang dihasilkan oleh penelitian model pertama. Dalam kaitan ini kita jumpai berbagai karya hasil penelitian pemula sebagai berikut.
1.  Penelitian  Pemula
a.       Model Abu Mansur Al-Maturidi
Beliau telah menulis buku teologi berjudul Kitab al-Tauhid. Dalam buku tersebut selain dikemukakan riwayat hidup secara singkat dari Al-Maturidy, juga telah dikemukakan berbagai masalah yang detail dan rumit dibidang ilmu kalam. Diantaranya dibahas tentang cacatnya taklid dalam hal beriman, serta kewajiban mengetahui agama dengan dalil naqli dan dalil aqli, pembahasan tentang alam, antrophormisme atau paham jisim pada tuhan, sifat-sifat allah, perbedaan paham diantara manusia tentang cara Allah menciptakan makhluk, paham qadariyah, qada’ dan qadar, masalah keimanan, serta tidak adanya dispensasi dalam hal islam dan  iman.

b.      Model Al-Imam Abi Hasan Al-Asy’ari 
Beliau telah menulis buku berjudul Maqalat al-Islamiyyin wa ikhtilaf al-Mushollin. Buku ini telah ditahkik oleh Muhammad Muhyiddin ‘Abd al-Hamid. Seseorang yang ingin mengetahui sacara mendalam tentang teologi ahlu sunnah mau tidak mau harus mempelajari buku ini. Dalam buku tersebut dibahas tentang perbedaan pendapat disekitar penanggung arasy (hamalatul arasy), kebolehan bagi Allah dalam menciptakan alam, tentang al-quran, perbuatan hamba, kehendak Allah, kesanggupan manusia, perbuatan manusia dan binatang, kelahiran, imamah (kepemimpinan), masalah kerasulan, masalah keimanan, janji baik buruk, siksaan bagi anak kecil, tentang tahkim (abitrase), hakikat manusia, aliran khawarij dengan berbagai sektenya, Dan lain sebagainya.
c.       Abdul Jabbar bin Ahmad.
metode ilmu kalam al jabbar sebagai explorasi awal menuru machasin adalah bahwa manusia itu dapat mengetahui kegaiban melalui penyimpulan berdasarkan pengetahuannya atas yang hadir disekitarnya dan ini pula yang disebutnya sebagai dalil. Jadi, yang ghaib itu selamanya tidak akan dapat diketahui oleh manusia secara langsung.
d.      ModelAl-ImamAl-HaramainAl-Juwainy
Beliau dikenal sebagai guru dari Imam Ghazali menulis buku berjudul al-Syamil fi Ushul al-Din. Di dalam buku ini telah dibahas tentang penciptaan alam yang didalamnya dibahas tentang hakikat jauhar (substansi), arad (aksiden) menurut berbagai pendapat para ahli kitab tauhid yang didalamnya dibahas tentang hakikat tauhid, kelemahan kaum mu’tazilah, penolakan terhadap pendapat yang mengatakan bahwa Tuhan memiliki jism, dan sebagainya. Selain buku diatas Imam al-Haramain juga telah menulis buku berjudul Kitab al-Irsyad ila Qawathi’ al-Adillah fi Ushul al-‘Itiqad li Imam al-Haramain al-Juwainy. Dalam buku ini dibahas antara lain tentang ketentuan berpikir, hakikat ilmu, barunya alam, sifat-sifat yang wajib bagi Allah, penentuan sifat ilmu dengan sifat maknawiyah, tentang dapat dilihatnya Allah di akhirat, penciptaan perbuatan, paham tentang daya, tentang perbuatan yang baik dan terbaik, penetapan tentang kenabian, tentang sifat-sifat kehidupan akhirat, tentang taubat, dan tentang imam.
e.       Model Al-Syahrastani 
Beliau menulis buku berjudul kitab Nihayah al-Iqdam fi Ilmi al-Kalam. Dalam buku ini dibahas dua puluh masalah yang berkaitan dengan teologi. Diantaranya tentang baharunya alam, tauhid, tentang sifat-sifat azali, hakikat ucapan manusia, tentang Allah sebagai yang maha Mendengar dan perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebelum datingnya syariat.
f.        Model Al-Bazdawi 
Al-Bazdawi yang oleh sebagian peneliti dimasukkan sebagai kelompok Asy’ariyah menulis buku berjudul Kitab Ushul al-Din. Dalam buku ini dibahas tentang perbedaan pendapat para ulama mengenai mempelajari ilmu kalam, mengajarkan dan menyusunnya, perbedaan pendapat para ulama mengenai sebab-sebab seorang hamba mengetahui sesuatu, pancaindera yang lima, definisi mengenai ilmu pengetahuan, macam-macam ilmu pengetahuan, pendapat ahli al-sunnah mengenai alam sebagai sesuatu yang mencakup segala yang maujud, pembahasan tentang keesaan Allah tanpa sekutu, tentang tidak ada sesuatu yang serupa dengan Allah, tentang Allah sebagai Pencipta alam semesta, tentang bahwa Allah Ta’ala berbicara dengan perkataan yang sifatnya qadim, tentang kehidupan di akhirat dan masih banyak lagi masalah teologi yang dibahas hingga mencapai 97 permasalahan.               Seluruh penelitian yang dilakukan para ulama yang hasilnya telah dituangkan dalam berbagai buku tersebut dapat dikategorikan sebagai  penelitian  pemula.[2]
2).  Penelitian  Lanjutan
Penelitian lanjutan yaitu penelitian atas sejumlah karya yang dilakukan oleh para peneliti pemula. Pada penelitian lanjutan ini, para peneliti mencoba melakukan dekripsi, analisis, klasifikasi,dan generalisasi.
a.       Model  abu  Zahrah
 Abu zahrah mencoba melakukan penelitian terhadap berbagai aliran dalam bidang politik dan teologi yang dituangkan dalam karyanya berjudul Tarikh al-Mazahib al-islamiyah fi al-siyasah wa al-‘Aqaid. Ada beberapa masalah yang dikemukakan dalam penelitiannya yaitu, objek-objek yang dijadikan pangkal pertentangan oleh berbagai aliran dalam bidang politik yang berdampak pada teologi. Selanjutnya, dikemukakan tentang berbagai aliran dalam mazhab syi’ah yang mencapai dua belas golongan, selanjutnya dikemukakan pula aliran khawarij dengan berbagai sektenya yang jumlahnya mencapai enam aliran lengkap dengan berbagai pandangan teologinya.
b. Model Ali Musthafa Al-Ghurabi 
Ali Musthafa Al-Ghurabi, sebagaimana Abu Zahrah tersebut, memusatkan penelitiannya pada masalah berbagai aliran yang terdapat dalam islam serta pertumbuhan ilmu kalam di kalangan mayarakat islam. Hasil penelitiannya ia tuangkan dalam karyanya berjudul Tarikh al-Firaqal-Islamiyah  wa Nasy’atu ilmu al Kalam‘indal Muslimun. 
c.       Model Abd Lathif Muhammad Al-‘Asyr
Beliau khusus telah melakukan penelitian terhadap pokok-pokok pemikiran yang dianut aliran Ahl Sunnah. Hasil penelitiannya ini telah dituangkan dalam karyanya berjudul al-Ushul al-Fikriyyah li Mazhab Ahlu Sunnah.
d.      Model Ahmad Mahmud Shubhi
Beliau adalah dosen filsafat Islam Fakultas adab Universitas Iskandariyah, telah melakukan penelitian dalam bidang teologi islam yang dituangkannya dalam kitab yang berjudul fi Ilmi Kalam dalam dua buku. Buku pertama khusus berbicara mengenai aliran mu’tazilah lengkap dengan ajaran dan tokoh-tokohnya. Dan buku kedua khusus berbicara tentang aliran Asy’ariyah lengkap dengan ajaran dan tokoh-tokohnya. 
e.       Model Ali Sami Al-Nasyr
     Beliau telah melakukan penelitian khusus terhadap akidah kaum salaf dengan mengambil tokoh ahmad Ibn Hambal, Al-Bukhori, Ibn Kutaibah dan Usman Al-Darimy. Dalam buku tersebut telah diungkap tentang pemikiran kaum salaf yang berasal dari tokoh-tokohnya yang menonjol itu. Dari kalangan ulama Indonesia yang melakukan penelitian terhadap pemikiran teologi ulama salafiyah dilakukan oleh Abu bakar Atjeh yang tertuang dalam bukunya yang berjudul Salaf (Salaf as-Shalih Islam Dalam Masa Murni). Dalam Buku tersebut dikemukakan tentang kelebihan salaf, pandangan salaf terhadap al-Qur’an As-Sunnah, salaf dan keyakinan dan hukum, juga dibahasa tentang pertumbuhan aliran yang terdiri dari sebab-sebab pertumbuhan aliran, Ahmad bin Hambal, bantuan Asy’ari, bantuan Maturidi, dan salaf Tabi’in.
f.       Model  Harun  Nasution
 Salah satu hasil penelitiannya yang dituangkan dalam buku adalah buku Fi ilm-Kalam (Teologi Islam). Dalam buku tersebut dikemukakan tentang sejarah timbulnya persoalan-persoalan teologi dalam islam, tentang berbagai aliran teologi islam lengkap dengan tokoh-tokoh dan pemikirannya. Setelah itu Harun Nasution melakukan analisa dan perbandingan terhadap masalah akal dan wahy, free will dan predestimation, kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, keadilan tuhan, perbuatan-perbuatan Tuhan, sifat-sifat Tuhan dan konsep iman.[3]












BAB III
KESIMPULAN
1.      Pengertian Kalam
Kalam berarti pembicaraan atau perkataan sedangkan menurut ayat-ayat tersebut diatas istilah kalam berarti sabda Allah atau firman Allah, sebagaimana juga menurur para mufasir sebutan kalam tiada lain adalah menunjukkan pengertian kalamullah.
Sedangkan menuut istilah ilmu kalam adalah perdebatan teologis diantara umat islam yang didasarkan atas argument-argumen logis rasional, terutama berkaitan dengan kalam illahi yang dihubungkan dengan beberapa persoalan manusia seperti baik dan buruk, kebebasan berkehendak, mu’min dan kafir, maupun dengan alam semesta berkenaan dengan kebaharuan dan kekodiman alam ini.

2.       Model-model Penelitian Kalam
1).  Penelitian Pemula
a.       Model Abu Mansur Al-Maturidy
b.      Model Al-Imam Abi Hasan bin Isma’il Al-Asy’ari 
c.       Model Abd Jabbar bin Ahmad
d.      ModelAl-ImamAl-HaramainAl-Juwainy
e.       Model Al-Syahrastani
f.       Model Al-Bazdawi
2).  Penelitian Lanjutan
a.       Model abu Zahrah
b.      Model Ali Musthafa Al-Ghurabi
c.       Model Abd Lathif Muhammad Al-‘Asyr
d.      Model Ahmad Mahmud Shubhi
e.       Model Ali Sami Al-Nasyr
f.       Model Harun Nasution


DAFTAR PUSTAKA
[1] Ghazali. A. Muchtar. Perkembangan Ilmu Kalam dari Klasik hingga  Modern. Bandung: Pustaka Setia, 2005.



[1] Adeng Muchtar Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam dari Klasik hingga Modern (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 19-21.