Penelitian Kalam 1 dan 2
Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Metodologi Studi Islam’’
Disusunoleh:
1
|
Ulul Arkham
|
210514024
|
2
|
Sulton Layyin M
|
210514018
|
3
|
Mambaul Muflikah
|
210514032
|
Dosen
Pengampu:
Dr. Sugihanto Hasanuddin, M. Ag
JURUSAN
TARBIYAH
PRODI
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
MEI
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu kalam atau teolgi termasuk salah satu bidang studi
islam yang amat dikenal baik oleh kalangan akademis mupun masyarakat pada
umumnya. Oleh karena itu hal tersebut merupakan fenomena yang cukup menarik
untuk diteliti secara lebih seksama pada makalah ini audien akan diajak
mengkaji secara seksama model penelitian ilmu kalam yang dilakukan para ahli ,
baik penelitian pemula maupun penelitian lanjutan yang bersifat deskriptif
analitis dengan terlebih dahulu dengan terlebih dahulu mengemukakan pengertian
ilmu kalam tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian ilmu kalam?
2.
Bagaimana model-model yang digunakan para peneliti?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk mengetahui pengertian ilmu kalam.
2.
Untuk mengetahui model-model yang digunakan para peneliti.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Ilmu Kalam
Perkataan kalam sebenarnya merupakan suatu
istilah yang sudah tidak asing lagi khususnya bagi kaum muslimin. Secara
harfiah perkataan kalam dapat ditemukan baik didalam al-quran maupun diberbagai
sumber lainnya.
Misalnya, didalam kitab jurumiyah terungkap pengertian
kalam
اللفظ المركب المفيد
Artinya; kata-kata yang tersusun secara sengaja untuk
menunjukkan suatu maksud atau pengertian
Didalam al-Quran istilah kalam ini dapat ditemukan
dalam ayat-ayat yang berhubungan dengan salah satu sifat Allah, yakni lafadz
kalamullah
An-Nisa:164
وكلم
الله موسى تكليما
Artinya; Dan Allah telah berbicara kepada musa secara
langsung
Dengan demikian secara harfiah perkataan kalam
berarti pembicaraan atau perkataan sedangkan menurut ayat-ayat tersebut diatas
istilah kalam berarti sabda Allah atau firman Allah, sebagaimana juga menurut
para mufasir sebutan kalam tiada lain adalah menunjukkan pengertian kalamullah.
Sedangkan menurut istilah ilmu kalam adalah perdebatan teologis diantara umat islam
yang didasarkan atas argument-argumen logis rasional, terutama berkaitan dengan
kalam illahi yang dihubungkan dengan beberapa persoalan manusia seperti baik
dan buruk, kebebasan berkehendak, mu’min dan kafir, maupun dengan alam semesta
berkenaan dengan kebaharuan dan kekodiman alam ini.[1]
2. Model-model Penelitian
Secara garis besar, penelitian ilmu kalam dapat dibagi dalam dua
bagian. Pertama, penelitian yang bersifat pemula dan kedua, penelitian yang
bersifat lanjutan atau pengembangan dari penelitian model pertama. Penelitian
model pertama ini sifatnya baru pada tahap membangun ilmu kalam menjadi suatu
disiplin ilmu dengan merujuk pada Al-Qur’an dan hadits serta berbagai pendapat
tentang kalam yang dikemukakan oleh berbagai aliran teologi. Sedangkan penelitian
model yang kedua sifatnya hanya mendeskripsikan tentang adanya kajian ilmu
kalam dengan menggunakan bahan rujukan yang dihasilkan oleh penelitian model
pertama. Dalam kaitan ini kita jumpai berbagai karya hasil penelitian pemula
sebagai berikut.
1. Penelitian Pemula
a.
Model
Abu Mansur Al-Maturidi
Beliau telah menulis buku teologi berjudul Kitab al-Tauhid. Dalam
buku tersebut selain dikemukakan riwayat hidup secara singkat dari Al-Maturidy,
juga telah dikemukakan berbagai masalah yang detail dan rumit dibidang ilmu
kalam. Diantaranya dibahas tentang cacatnya taklid dalam hal beriman, serta
kewajiban mengetahui agama dengan dalil naqli dan dalil aqli, pembahasan
tentang alam, antrophormisme atau paham jisim pada tuhan, sifat-sifat allah,
perbedaan paham diantara manusia tentang cara Allah menciptakan makhluk, paham
qadariyah, qada’ dan qadar, masalah keimanan, serta tidak adanya dispensasi
dalam hal islam dan iman.
b.
Model
Al-Imam Abi Hasan Al-Asy’ari
Beliau telah menulis buku berjudul Maqalat al-Islamiyyin wa
ikhtilaf al-Mushollin. Buku ini telah ditahkik oleh Muhammad Muhyiddin ‘Abd
al-Hamid. Seseorang yang ingin mengetahui sacara mendalam tentang teologi ahlu
sunnah mau tidak mau harus mempelajari buku ini. Dalam buku tersebut dibahas
tentang perbedaan pendapat disekitar penanggung arasy (hamalatul arasy),
kebolehan bagi Allah dalam menciptakan alam, tentang al-quran, perbuatan hamba,
kehendak Allah, kesanggupan manusia, perbuatan manusia dan binatang, kelahiran,
imamah (kepemimpinan), masalah kerasulan, masalah keimanan, janji baik buruk,
siksaan bagi anak kecil, tentang tahkim (abitrase), hakikat manusia, aliran
khawarij dengan berbagai sektenya, Dan lain sebagainya.
c.
Abdul
Jabbar bin Ahmad.
metode ilmu kalam al jabbar sebagai
explorasi awal menuru machasin adalah bahwa manusia itu dapat mengetahui
kegaiban melalui penyimpulan berdasarkan pengetahuannya atas yang hadir
disekitarnya dan ini pula yang disebutnya sebagai dalil. Jadi, yang ghaib itu
selamanya tidak akan dapat diketahui oleh manusia secara langsung.
d.
ModelAl-ImamAl-HaramainAl-Juwainy
Beliau dikenal sebagai guru dari
Imam Ghazali menulis buku berjudul al-Syamil fi Ushul al-Din. Di dalam buku ini
telah dibahas tentang penciptaan alam yang didalamnya dibahas tentang hakikat
jauhar (substansi), arad (aksiden) menurut berbagai pendapat para ahli kitab
tauhid yang didalamnya dibahas tentang hakikat tauhid, kelemahan kaum
mu’tazilah, penolakan terhadap pendapat yang mengatakan bahwa Tuhan memiliki
jism, dan sebagainya. Selain buku diatas Imam al-Haramain juga telah menulis
buku berjudul Kitab al-Irsyad ila Qawathi’ al-Adillah fi Ushul al-‘Itiqad li
Imam al-Haramain al-Juwainy. Dalam buku ini dibahas antara lain tentang
ketentuan berpikir, hakikat ilmu, barunya alam, sifat-sifat yang wajib bagi
Allah, penentuan sifat ilmu dengan sifat maknawiyah, tentang dapat dilihatnya
Allah di akhirat, penciptaan perbuatan, paham tentang daya, tentang perbuatan
yang baik dan terbaik, penetapan tentang kenabian, tentang sifat-sifat
kehidupan akhirat, tentang taubat, dan tentang imam.
e.
Model
Al-Syahrastani
Beliau menulis buku berjudul kitab Nihayah al-Iqdam fi Ilmi
al-Kalam. Dalam buku ini dibahas dua puluh masalah yang berkaitan dengan
teologi. Diantaranya tentang baharunya alam, tauhid, tentang sifat-sifat azali,
hakikat ucapan manusia, tentang Allah sebagai yang maha Mendengar dan perbuatan
yang dilakukan seorang hamba sebelum datingnya syariat.
f.
Model Al-Bazdawi
Al-Bazdawi yang oleh sebagian peneliti dimasukkan sebagai kelompok
Asy’ariyah menulis buku berjudul Kitab Ushul al-Din. Dalam buku ini dibahas
tentang perbedaan pendapat para ulama mengenai mempelajari ilmu kalam,
mengajarkan dan menyusunnya, perbedaan pendapat para ulama mengenai sebab-sebab
seorang hamba mengetahui sesuatu, pancaindera yang lima, definisi mengenai ilmu
pengetahuan, macam-macam ilmu pengetahuan, pendapat ahli al-sunnah mengenai
alam sebagai sesuatu yang mencakup segala yang maujud, pembahasan tentang
keesaan Allah tanpa sekutu, tentang tidak ada sesuatu yang serupa dengan Allah,
tentang Allah sebagai Pencipta alam semesta, tentang bahwa Allah Ta’ala
berbicara dengan perkataan yang sifatnya qadim, tentang kehidupan di akhirat
dan masih banyak lagi masalah teologi yang dibahas hingga mencapai 97
permasalahan. Seluruh penelitian yang dilakukan para
ulama yang hasilnya telah dituangkan dalam berbagai buku tersebut dapat dikategorikan
sebagai penelitian pemula.[2]
2). Penelitian Lanjutan
Penelitian lanjutan yaitu penelitian atas sejumlah karya yang
dilakukan oleh para peneliti pemula. Pada penelitian lanjutan ini, para
peneliti mencoba melakukan dekripsi, analisis, klasifikasi,dan generalisasi.
a.
Model
abu Zahrah
Abu zahrah mencoba melakukan penelitian terhadap berbagai
aliran dalam bidang politik dan teologi yang dituangkan dalam karyanya berjudul
Tarikh al-Mazahib al-islamiyah fi al-siyasah wa al-‘Aqaid. Ada beberapa masalah
yang dikemukakan dalam penelitiannya yaitu, objek-objek yang dijadikan pangkal
pertentangan oleh berbagai aliran dalam bidang politik yang berdampak pada
teologi. Selanjutnya, dikemukakan tentang berbagai aliran dalam mazhab syi’ah
yang mencapai dua belas golongan, selanjutnya dikemukakan pula aliran khawarij
dengan berbagai sektenya yang jumlahnya mencapai enam aliran lengkap dengan berbagai
pandangan teologinya.
b. Model Ali Musthafa Al-Ghurabi
Ali Musthafa Al-Ghurabi, sebagaimana Abu Zahrah tersebut,
memusatkan penelitiannya pada masalah berbagai aliran yang terdapat dalam islam
serta pertumbuhan ilmu kalam di kalangan mayarakat islam. Hasil penelitiannya
ia tuangkan dalam karyanya berjudul Tarikh al-Firaqal-Islamiyah wa Nasy’atu ilmu al Kalam‘indal Muslimun.
c.
Model
Abd Lathif Muhammad Al-‘Asyr
Beliau khusus
telah melakukan penelitian terhadap pokok-pokok pemikiran yang dianut aliran
Ahl Sunnah. Hasil penelitiannya ini telah dituangkan dalam karyanya berjudul
al-Ushul al-Fikriyyah li Mazhab Ahlu Sunnah.
d.
Model
Ahmad Mahmud Shubhi
Beliau adalah dosen filsafat Islam
Fakultas adab Universitas Iskandariyah, telah melakukan penelitian dalam bidang
teologi islam yang dituangkannya dalam kitab yang berjudul fi Ilmi Kalam dalam
dua buku. Buku pertama khusus berbicara mengenai aliran mu’tazilah lengkap
dengan ajaran dan tokoh-tokohnya. Dan buku kedua khusus berbicara tentang
aliran Asy’ariyah lengkap dengan ajaran dan tokoh-tokohnya.
e.
Model
Ali Sami Al-Nasyr
Beliau telah melakukan
penelitian khusus terhadap akidah kaum salaf dengan mengambil tokoh ahmad Ibn
Hambal, Al-Bukhori, Ibn Kutaibah dan Usman Al-Darimy. Dalam buku tersebut telah
diungkap tentang pemikiran kaum salaf yang berasal dari tokoh-tokohnya yang
menonjol itu. Dari kalangan ulama Indonesia yang melakukan penelitian terhadap
pemikiran teologi ulama salafiyah dilakukan oleh Abu bakar Atjeh yang tertuang
dalam bukunya yang berjudul Salaf (Salaf as-Shalih Islam Dalam Masa Murni).
Dalam Buku tersebut dikemukakan tentang kelebihan salaf, pandangan salaf
terhadap al-Qur’an As-Sunnah, salaf dan keyakinan dan hukum, juga dibahasa
tentang pertumbuhan aliran yang terdiri dari sebab-sebab pertumbuhan aliran,
Ahmad bin Hambal, bantuan Asy’ari, bantuan Maturidi, dan salaf Tabi’in.
f.
Model
Harun Nasution
Salah satu hasil penelitiannya yang dituangkan dalam buku
adalah buku Fi ilm-Kalam (Teologi Islam). Dalam buku tersebut dikemukakan
tentang sejarah timbulnya persoalan-persoalan teologi dalam islam, tentang
berbagai aliran teologi islam lengkap dengan tokoh-tokoh dan pemikirannya.
Setelah itu Harun Nasution melakukan analisa dan perbandingan terhadap masalah
akal dan wahy, free will dan predestimation, kekuasaan dan kehendak mutlak
Tuhan, keadilan tuhan, perbuatan-perbuatan Tuhan, sifat-sifat Tuhan dan konsep
iman.[3]
BAB III
KESIMPULAN
1. Pengertian Kalam
Kalam berarti pembicaraan atau perkataan sedangkan menurut ayat-ayat
tersebut diatas istilah kalam berarti sabda Allah atau firman Allah,
sebagaimana juga menurur para mufasir sebutan kalam tiada lain adalah
menunjukkan pengertian kalamullah.
Sedangkan menuut istilah ilmu kalam adalah perdebatan teologis diantara
umat islam yang didasarkan atas argument-argumen logis rasional, terutama
berkaitan dengan kalam illahi yang dihubungkan dengan beberapa persoalan
manusia seperti baik dan buruk, kebebasan berkehendak, mu’min dan kafir, maupun
dengan alam semesta berkenaan dengan kebaharuan dan kekodiman alam ini.
2.
Model-model Penelitian Kalam
1). Penelitian Pemula
1). Penelitian Pemula
a.
Model
Abu Mansur Al-Maturidy
b.
Model
Al-Imam Abi Hasan bin Isma’il Al-Asy’ari
c.
Model
Abd Jabbar bin Ahmad
d.
ModelAl-ImamAl-HaramainAl-Juwainy
e.
Model
Al-Syahrastani
f.
Model
Al-Bazdawi
a.
Model
abu Zahrah
b.
Model
Ali Musthafa Al-Ghurabi
c.
Model
Abd Lathif Muhammad Al-‘Asyr
d.
Model
Ahmad Mahmud Shubhi
e.
Model
Ali Sami Al-Nasyr
f.
Model
Harun Nasution
DAFTAR
PUSTAKA
[1] Ghazali. A. Muchtar. Perkembangan Ilmu Kalam dari Klasik hingga
Modern. Bandung: Pustaka Setia,
2005.
[1] Adeng Muchtar
Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam dari Klasik hingga Modern (Bandung:
Pustaka Setia, 2005), 19-21.